MAKALAH
Diajukan dalam diskusi kelas dalam mata kuliah Filsafat Ilmu
Yang dibina oleh :
Dr. Ahidul Asror, M.Ag.
Oleh :
IDA RAHMAWATI
NIM : 084 911 0150
PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
DESEMBER 2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan aspek filosofi yang mendasarinya penelitian secara garis besar dapat dikategorikan menjadi dua dua macam, yaitu penelitian yang berlandaskan pada aliran atau paradigma filsafat positivisme dan aliran filsafat postpositivisme. Apabila penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan akhir menemukan kebenaran, maka ukuran maupun sifat kebenaran antara kedua paradigma filsafat tersebut berbeda satu dengan yang lain. Pada aliran atau paradigma positivisme ukuran kebenarannya adalah frekwensi tinggi atau sebagian besar dan bersifat probalistik. Kalau dalam sampel benar maka kebenaran tersebut mempunyai peluang berlaku juga untuk populasi yang lebih besar. Pada filsafat postpositivisme kebenaran didasarkan pada esensi (sesuai dengan hakekat obyek) dan kebenarannya bersifat holistik.
Kedua aliran filsafat tersebut mendasari bentuk penelitian yang berbeda satu dengan yang lain. Aliran positivisme dalam penelitian berkembang menjadi penelitian dengan paradigma kuantitatif. Sedangkan postpositivisme dalam penelitian berkembang menjadi penelitian dengan paradigma kualitatif. Karakteristik utama penelitian kualitatif dalam paradigma postpositivisme adalah pencarian makna di balik data (Noeng Muhadjir. 2000: 79). Penelitian kualitatif dalam aliran postpositivisme dibedakan menjadi dua yaitu penelitian kualitatif dalam paradigma phenomenologi dan penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa. Penelitian kualitatif dalam paradigma phenomenologi bertujuan mencari esensi makna di balik fenomena, sedangkan dalam paradigma bahasa bertujuan mencari makna kata maupun makna kalimat serta makna tertentu yang terkandung dalam sebuah karya sastra.
Pada masa lalu, metode kualitatif dan metode kuantitatif juga sering digunakan sebagai penciri, penanda, dan pembeda antara antropologi dan sosiologi. Kesan tersebut muncul karena masing-masing disiplin ilmu tersebut terus menerus menggunakan metode secara konsisten. Antropologi sering menggunakan metode kualitatif, sedangkan sosiologi hampir selalu menggunakan metode kuantitatif. Asumsi ini didasarkan atas kenyataan bahwa antropologi ingin mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan mengklasifikasikan masyarakat yang masih tradisonal. Hal tersebut seolah-olah menempatkan antropologi dalam posisi memiliki satu pendekatan, yaitu interpretasi atau penafsiran. Sementara itu, sosiologi sudah terlanjur dikenal sering menggunakan metode kuantitatif dan melakukan penelitian terhadap masyarakat modern yang kompleks. Ada kesan bahwa penelitian sosiologis selalu menggunakan metode kuantitatif.
Penelitian kualitatif dan kuantitatif hendaknya tidak dilawankan, melainkan dikontraskan. Kontras ini diperlukan untuk melihat keunggulan dan kelemahannya masing-masing dalam memecahkan masalah dan atau dalam pengembangan teori. Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif masing-masing berkembang berdasarkan paradigma tertentu (yang berbeda) yang menjadi acuannya.
Jenis penelitian apa yang harus digunakan, selalu didasarkan pada masalah yang diteliti, bukan ditetapkan jenis penelitiannya dulu baru ditetapkan masalahnya. Hal ini disebabkan karena adanya kenyataan bahwa penelitian itu dilakukan karena ada masalah. Alasan pemilihan suatu metode, tentunya didasarkan pada kesesuaiannya dengan masalah penelitian, tujuan penelitian, serta prosedur penelitian yang cocok, hasil yang diharapkan, dan kondisi kelompok sasaran atau objek penelitiannya.
II. PEMBAHASAN
A. Definisi Analisis Data, Paradigma, Kuantitatif dan Kualitatif
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Catatan dibedakan menjadi dua, yaitu yang deskriptif dan yang reflektif (Noeng Muhadjir.2000: 139). Catatan deskriptif lebih menyajikan kejadian daripada ringkasan. Catatan reflektif lebih mengetengahkan kerangka pikiran, ide dan perhatian dari eneliti. Lebih menampilkan komentar peneliti terhadap fenomena yang dihadapi.
Sedangkan paradigma adalah Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian (Guba & Lincoln, 1988: 89-115). Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13). Masing-masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya (1) jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan (2) jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan.
Paradigma kuantitatif, adalah penyelidikan menjadi masalah sosial atau manusia, berdasarkan pada pengujian teori yang terdiri dari variabel, yang diukur dengan angka, dan dianalisa dengan prosedur statistik, dalam rangka untuk menentukan apakah generalisasi prediktif dari teori terus benar. Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian yang menggunakan pendekatan Metodologi Penelitian Bisnis deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif. Paradigma ini disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau empiris (empiricist). Jenis penelitian yang termasuk dalam paradigma penelitian kuantitatif dibedakan berdasarkan tujuan penelitian dan karakteristik masalah.
Paradigma Kualitatif, Desain dari studi penelitian dimulai dengan pemilihan topik dan paradigma. Paradigma pada dasarnya adalah sebuah pandangan dunia, seluruh kerangka keyakinan, nilai dan metode di mana penelitian berlangsung. Ini adalah pandangan dunia di mana peneliti bekerja.
Definisi Penelitian Kualitatif, “Denzin dan Lincoln (1994) mendefinisikan penelitian kualitatif a dalah multi-metode dalam fokus, yang melibatkan pendekatan, interpretif naturalistik dengan materi subjek. Ini berarti bahwa peneliti kualitatif mempelajari hal-hal dalam pengaturan alam mereka, mencoba untuk memahami atau menafsirkan fenomena dalam hal makna orang membawa kepada mereka. Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan mempelajari berbagai kasus bahan studi empiris, pengalaman pribadi, introspektif, wawancara cerita kehidupan, momen-momen rutin dan problematis pengamatan, sejarah, interaksional, dan visual teks-yang menggambarkan dan makna dalam kehidupan individu.
Cresswell (1994) mendefinisikan sebagai Penelitian kualitatif adalah proses penyelidikan pemahaman berdasarkan tradisi metodologis yang berbeda dari penyelidikan yang mengeksplorasi masalah manusia sosial atau hu. Peneliti membangun suatu gambaran yang kompleks, holistik, analisis kata, laporan pandangan rinci informan, dan melakukan penelitian di alam.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
1. Fokus eksplorasi dan deskriptif
2. Muncul Desain
3. Pengumpulan Data dalam pengaturan alam
4. Penekanan pada 'manusia-sebagai-alat'
5. Kualitatif metode pengumpulan data
6. Awal dan On-akan analisis induktif
Cresswell (1994) membagi penelitian kualitatif menjadi lima Jenis Penelitian Kualitatif utama dan mengidentifikasi tantangan utama setiap modus penyelidikan.
- Biografi
- Fenomenologi
- Teori Beralas
- Etnografi
- Studi Kasus
- Observasi - baik peserta dan langsung
- Dalam wawancara mendalam
- Wawancara kelompok
- Pengumpulan dokumen-dokumen relevan (Foto dan Video Tape)
B. Konsep dan Ragam Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Istilah penelitian kuantitatif mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas. Kemudian penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miler (1986: 9) pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu pengamat pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga dan seterusnya.
Menurut Cresswell (1994), Sebuah studi kuantitatif, konsisten dengan paradigma kuantitatif, adalah penyelidikan menjadi masalah sosial atau manusia, berdasarkan pada pengujian teori yang terdiri dari variabel, yang diukur dengan angka, dan dianalisa dengan prosedur statistik, dalam rangka untuk menentukan apakah generalisasi prediktif dari teori terus benar. Sebuah studi kualitatif didefinisikan sebagai proses penyelidikan pemahaman masalah sosial atau manusia, berdasarkan membangun sebuah gambaran yang kompleks, holistik, dibentuk dengan kata-kata, pelaporan rinci pandangan informan, dan dilakukan di alam.
Berdasarkan beragam istilah maupun makna kualitatif, dalam dunia penelitian istilah penelitian kualitatif setidak-tidaknya memiliki dua makna, yakni makna dari aspek filosofi penelitian dan makna dari aspek desain penelitian.
1. Filosofi Penelitian
Dari aspek filosofi, penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Penelitian kualitatif dalam paradigma kuantitatif (positivisme), Penelitian kualitatif jenis pertama ini menggunakan paradigma positivisme. Kriteria kebenaran menggunakan ukuran frekwensi tinggi. Data yang terkumpul bersifat kuantitatif kemudian dibuat kategorisasi baik dalam bentuk tabel, diagram maupun grafik. Hasil kategorisasi tersebut kemudian dideskripsikan, ditafsirkan dari berbagai aspek, baik dari segi latar belakang, karakteristik dan sebagainya. Dengan kata lain data yang bersifat kuantitatif ditafsirkan dan dimaknai lebih lanjut secara kualitatif. Penelitian di jenjang pendidikan strata satu (S1) istilah penelitian kualitatif lebih banyak menunjuk pada pengertian jenis pertama ini. Beberapa peneliti menyebut dengan istilah penelitian deskriptif kualitatif.
b. Penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa (dan sastra) menggunakan paradigma post positisme. Penelitian kualitatif jenis kedua ini berusaha mencari makna, baik makna di balik kata, kalimat maupun karya sastra. Penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa ini masih dapat dibendakan menjadi :
1. Sosiolinguistik yang berupaya mempelajari teori linguistik atau studi kebahasaan atau studi perkembangan bahasa.
2. Strukturalisme Linguistik yang berupaya mempelajari struktur dari suatu karya sasta. Pada awalnya strukturalisme linguist disebut struturalisme otonom atau struturalisme obyektif karena menganalisis karya sastra hanya dari struktur karya sastra itu sendiri, tidak dikaitkan dengan sesuatu di luar karya sastra. Strukturalisme linguist berkembang lebih lanjut menjadi strukturalisme genetik, strukturalisme dinamik dan strukturalisme semiotik.
3. Strukturalisme Genetik. Analisis karya sastra (dan bahasa) dalam strukturalisme genetik lebih menekankan makna sinkronik dari pada makna lain, seperti makna ikonik, simbolik, ataupun indeksikal. Oleh karena itu menurut Prof. Noeng Muhadjir (2000: 304) analis struturalisme genetik perlu mencakup tiga unsur kajian, yaitu: a) intrinsik karya sastra itu sendiri, b) latar belakang pengarangnya, dan c) latar belakang sosial serta latar belakang sejarah masyarakatnya.
4. Strukturalisme Dinamik. Strukturalisme dinamik mengakui kesadaran subyektif dari pengarang, mengakui peran sejarah serta lingkungan sosialnya, meski titik berat analisis harus tetap pada karya sastra itu sendiri. Analisis karya sastra menurut struturalisme dinamik mencakup dua hal, yaitu: a) karya sastra itu sendiri yang merupakan tampilan pikiran, pandangan dan konsep dunia dari pengarang itu sendiri dengan menggunakan bahasa sebagai tanda-tanda ikonik, simbolik, dan indeksikal dari beragam makna, dan b) analisis keterkaitan pengarang dengan realitas lingkungannya.
5. Strukturalisme Semiotik. Strukturalisme semiotik adalah struturalisme yang dalam membuat analisis pemaknaan suatu karya sastra mengacu pada semiologi. Semiologi atau semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda dalam bahasa dan karya sastra. Strukturalisme semiotik mengenal dua cara pembacaan, yaitu heuristik dan hermeneutik. Pembacaan heuristik mencoba menelaah mencari makna dari kata-kata, dari bagian- bagian, seperti Said Mahmud (Noeng Muhadjir. 2001: 101) mencari amal shaleh menurut Al-Qur’an dengan cara mencari kata-kata kunci dalam Al-Qur’an, dan dia menemukan 13 kata kunci. Berdasarkan 13 kata kunci tersebut dia mendeskripsikan karakteristik amal shaleh menurut Al-Qur’an. Pembacaan hermeneutik mencoba menelaah makna dengan melihat keseluruhan karya sastra.
C. Klasifikasi penelitian
1. Klasifikasi Penelitian Kuantitatif
Berdasarkan tujuan, penelitian dapat dibedakan atas: (1) penelitian dasar dan (2) penelitian terapan. Prosedur yang digunakan yang digunakan oleh penelitian dasar dan penelitian terapan secara substansi tidak berbeda. Keduanya menggunakan metode ilmiah yang berguna membantu peneliti bisnis untuk mengetahui dan memahami fenomena bisnis. Esensi dari penelitian, apakah itu penelitian dasar atau terapan, terletak pada metode ilmiah. Secara teknis perbedaan kedua jenis penelitian tersebut terletak pada tingkat permasalahan (matter of degree) dari pada substansinya itu sendiri.
Beberapa Penelitian Dasar. Penelitian dasar yang sering disebut sebagai basic research atau pure research dilakukan untuk memperluas batas-batas ilmu pengetahuan. Penelitian dasar ini tidak ditujukan secara langsung mendapatkan pemecahan bagi suatu permasalahan khusus. Penelitian dasar dilakukan untuk memverifikasi teori yang sudah ada atau mengetahui lebih jauh tentang sebuah konsep. Penelitian dasar dibedakan atas pendekatan yang digunakan dalam pengembangan teori yaitu:
1. Penelitian deduktif, yaitu penelitian yang bertujuan menguji teori pada keadaan tertentu.
2. Penelitian induktif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan (generating) teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.
Penelitian terapan berbeda dengan penelitian dasar, penelitian terapan dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang permasalahan yang khusus atau untuk membuat keputusan tentang suatu tindakan atau kebijakan khusus. Penggunaan metode ilmiah dalam penelitian terapan menjamin objektivitas dalam mengumpulkan fakta dan menguji ide kreatif bagi alternatif strategi bisnis. Penelitian terapan dibedakan atas:
1. Penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang diharapkan dapat memberi12 masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan.
2. Penelitian dan pengembangan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut mempunyai kualitas yang lebih baik.
3. Penelitian tindakan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk segera digunakan sebagai dasar tindakan pemecahan masalah.
2. Klasifikasi Penelitian Kualitatif
Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut dengan naturalistic inquiry (inkuiri alamiah). Apapun macam, cara atau corak analisis data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai karakteristiuknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi, transkrip interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-dokumen terkait berupa tulisan ataupun gambar.
Karakteristik Penelitian Kualitatif :
1. Setting/latar alamiah atau wajar dengan konteks utuh (holistik).
2. Instrumen penelitian berupa manusia (human instrument).
3. Metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama.
4. Analisis data secara induktif.
5. Proses lebih berperanan penting daripada hasil.
6. Penelitian dibatasi oleh fokus.
7. Desain penelitian bersifat sementara.
8. Laporan bernada studi kasus.
9. Interpretasi ideografik.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Pengamatan dengan berpartisipasi (Participant Observation)
2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
3. Penyelidikan Investigation) Sejarah Hidup (Life Historical
4. Analisis Konten (Content Analysis)
Kontras
Metode Kualitatif |
| |
Desain - Umum - Fleksibel - Berkembang, tampil dalam proses penelitian | Desain - Spesifik, jelas, terinci - Ditentukan secara mantap sejak awal - Menjadi pegangan langkah demi langkah | |
Tujuan - Memperoleh pemahaman makna : verstehen - Mengembangkan teori - Menggambarkan realitas yang komplek | Tujuan - Menunjukkan hubungan antara variabel - Mentest teori - Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif | |
Teknik Penelitian - Observasi, participant observation - Wawancara terbuka | Teknik Penelitian - Eksperimen, survey, observasi berstruktur - Wawancara berstruktur | |
Instrumen Penelitian - Human Instrument - Buku Catatan - Recording | Instrumen Penelitian - Test, angket, wawancara, skala - Komputer, Kalkulator | |
Data - Deskriptif - Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan responden, dokumen, dll | Data - Kuantitatif - Hasil pengukuran berdasarkan variabel yang dioperasionalkan dengan menggu-nakan instrumen | |
Sampel | Sampel |
E. Perbedaan antara Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
1) Kata-kata dan angka
2) Perspektival (Subjektif) versus Tujuan views
3) Penemuan dibandingkan bukti
4) Penelitian kualitatif penekanan pada pemahaman melalui mencermati kata-kata orang, tindakan dan catatan. Pendekatan tradisional atau kuantitatif untuk penelitian terlihat masa ini, tindakan kata dan catatan untuk signifikansi matematika mereka. Pendekatan tradisional untuk penelitian (mengkuantifikasi) hasil pengamatan ini.
F. Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif
1. Paradigma Kuantitatif
a. Realita bersifat obyektif dan berdimensi tunggal. Menilai data lebih obyektif karena tidak boleh terpengaruh oleh nilai atau kepercayaan peneliti atau orang lain (value free).
b. Peneliti independen terhadap fakta yang diteliti.
c. Menggunakan struktur teori.
d. Struktur teori digunakan untuk membangun satu atau lebih hipotesis.
2. Paradigma Kualitatif
a. Realita bersifat subyektif dan berdimensi banyak. Menilai data lebih subyektif karena hasil observasi langsung dilakukan peneliti, dan peneliti sendiri yang menyim-pulkannya.
b. Peneliti berinteraksi terhadap fakta yang diteliti.
c. Tidak menggunakan struktur teori karena lebih bertujuan menemukan teori bukan memverifikasi teori, kecuali jika tujuan penelitiannya ingin membuktikan atau menemukan keterbatasan dari suatu teori.
d. Tidak ada hipotesis, jika ada hipotesis tersebut bersifat implisit tidak eksplisit.
Dalam penelitian kualitatif sebaliknya meneliti pola-pola makna yang muncul dari data dan ini sering disajikan dalam kata-kata sendiri peserta. Tugas peneliti kualitatif adalah untuk menemukan pola dalam kata-kata (dan tindakan) dan menyajikan pola-pola bagi orang lain untuk memeriksa sementara pada saat yang sama tetap sebagai dekat dengan dunia konstruksi sebagai peserta awalnya mengalaminya. Penelitian kualitatif adalah untuk menemukan pola-pola yang muncul setelah pengamatan dekat, dokumentasi yang cermat, dan analisis mendalam tentang topik penelitian. Apa yang dapat ditemukan oleh penelitian kualitatif tidak menyapu generalisasi tapi temuan kontekstual. Proses penemuan adalah dasar fondasi filosofis pendekatan kualitatif.
III. KESIMPULAN
1. Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.
2. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori.
3. Paradigma kuantitatif adalah penyelidikan menjadi masalah sosial atau manusia, berdasarkan pada pengujian teori yang terdiri dari variabel, yang diukur dengan angka, dan dianalisa dengan prosedur statistik, dalam rangka untuk menentukan apakah generalisasi prediktif dari teori terus benar.
4. Penelitian kualitatif adalah multi-metode dalam fokus, yang melibatkan pendekatan, interpretif naturalistik dengan materi subjek.
5. Tujuan Penelitian kuantitatif :
· Memperoleh pemahaman makna : verstehen
· Mengembangkan teori
· Menggambarkan realitas yang komplek
6. Tujuan Penelitian kualitatif :
· Menunjukkan hubungan antara variabel
· Mentest teori
· Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
DAFTAR PUSTAKA
Brannen, Julia, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 1997. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Darmiyati. 1998. Penelitian Kualitatif. Makalah Penataran Pengenalan Berbagai Pendekatan dan Metode Penelitian Lemlit UNY.
Dwiyanto, Djoko. Metode Kualitatif : Penerapannya dalam Penelitian. www. inparametric. com
Gunawan. 2007. Teknik Analisis Data Kualitatif. Makalah Lokakarya Analisis Data Kualitatif Lemlit UNY.
Muhadjir, Noeng. 2002. Trend Perkembangan Penelitian Kualitatif. Makalah Sarasehan Penelitian Dosen FIP UNY.
Siti Partini. 1998. Penelitian Survei. Makalah Penataran Pengenalan Berbagai Pendekatan dan Metode Penelitian Lemlit UNY.
--------------- 2002. Proposal Penelitian Kualitatif. Makalah Lokakarya Penyusuna Proposal Penelitian Lemlit UNY.
Sudarsono, FX. 2004. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Makalah Lokakarya Penyusunan Proposal Penelitian TP FIP UNY.
Zamzani. 2007. Pokoknya Penelitian Kualitatif. Makalah Lokakarya Analisis Data Kualitatif Lemlit UNY.
0 komentar:
Posting Komentar